"More Compact and Progressive"
"Hopefully not Mutungan"
"Success Success Success Success Success
Hopefully me and you paired "
"Makin Mantab"
"Senopati 89 Until Death ... !!"
"Senopati will be a good king ,, not selfish God willing ..." (* Someone
"I love You Senopati"
"Let's work who answered .."
"Senopati kept compact and progressive ya .."
"May wrote it ......
well ... not stubborn .. "
"Untuk Senopati tetaplah jaga kekompakan dan kesolidan kalian hari ini dan seterusnya"
"Berkaryalah,, Mumpung masih muda,, Temukan ciri khas Korpnya"... (*Penyair
Senopati

Kamis, 27 Oktober 2016
Sabtu, 22 Oktober 2016
Dibelai Akar
![]() |
Zidni Naila*) |
Akar..
Selalulah begitu
Merayap kemudian membunga
Akar..
Tetaplah begitu
Berdansa dan bersenggama
Akar..
Melajulah
Dalam duniamu yang berbeda
Akar..
Kau berhati darah muda
Bersimbah tekad dalam bahaya
Senopati adalah akar yang terdalam
Yang kuat, yang bijak, yang elok rupa
Dan yang kucinta...
Senopati
Tidak lebih
Tidak kurang
Pas
Layaknya ketiadaan makna pada coretan absurd ini
Aku tenggelam pada barisan kata-kata
Kata..
Kata hati Dan kataku
Katamu berbeda, Senopati
"Ada hal yang musti kau pahami..."
Katanya kataku katamu katakan kau kusuka
Manisnya dibelai rindu
Erotisnya dibuang sayang...
Sayangnya dibelai Senopati
Namun, Senopati...
Ada kekuatan baru sebab adamu..
Adamu adalah akar dengan sejuta definisi
Kemustahilan sekalipun
Termasuk mengindahkan dunia melalui pergerakan
*Puisi Zidni Naila Korp Arimbi dalam acara 1st Anniversary Senopati. Move Is Life
Di Balik Satu Tahun SENOPATI
![]() |
Foto Bersama Setelah Pemotongan tumpeng |
![]() |
Kemesraan Ketua Korp Dan Ketua Rayon Dalam Membangun Sinergitas |
Perjalanan kami,
dimulai saat kami mengikuti proses Pelatihan Kader Dasar (PKD) Oktober tahun
lalu. Dari situlah kami membentuk sebuah keluarga dan bersamaan dengan itu,
lahir nama SENOPATI (Semangat Nasionalisme Pemuda Taqwa dan Beriman) dengan
jumlah 89 sekaligus memilih Arif Mansyah sebagai ketua korp.
Tidak ada niat apapun
apalagi haus akan jabatan saat kami bergabung dibawah naungan pergerakan.
Karena kami memang selalu mendapat nasihat bahwa tidak ada yang berhak sok-sok an di PMII. Yah,, Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia atau sering di singkat PMII inilah pergerakan yang
kami pilih.
Kebimbangan akan isu
buruk PMII serta pilihan untuk meninggalkan perkuliahan saat menjadi mahasiswa
baru menjadi kebimbangan yang berhasil kami lawan. Dan hasil paling indah dari
melawan semua itu ialah bisa melahirkan berjuta cerita. Bagi kami, cerita
kebersamaan ini sebuah anugerah. Bahkan kami mengira, tidak ada yang memiliki
cerita kebersamaan bersama sahabat seindah cerita kami.
Senopati hanyalah
sebuah nama, nama dari ikatan “keluarga” yang terbentuk setelah melalui
berbagai suka dan duka. Kami pernah tertawa bersama, kami pernah menangis
bersama, tapi tak ada kata perpisahan diantara kita. Karena dalam keluarga tak
ada istilah “mantan”. Selamanya, sejauh apapun nanti kita akan terpisah kita
akan tetap menjadi sebuah keluarga, keluarga SENOPATI.
Berjuta cerita setelah
kami menjalani satu tahun proses di naungan yang akrab di sebut sebagai Rayon
Humaniora Park. Bertemu dengan berbagai Korp yang terlebih dahulu berproses,
terutama Korp Hanoman. Yang dengan kepengurusannya kami menjalani peran sebagai
kader baru. Diajarkan berbagai peran sebagai Organistatoris, meningkatkan
wacana setiap malam jum’at dalam diskusi rutinnya. Bagi yang mempunyai minat
tertentu seperti kepenulisan, kajian keperempuanan dan design, kami di arahkan
ke Sadewa, Aisyah dan HL. Salah satu BSOR Rayon Humaniora Park.
Diluar itu, kami
belajar banyak hal dari proses ini. Membentuk berbagai kepanitiaan dan itu
menjadi pelajaran tersendiri. Mulai dari awal saat kami Deklarasi, Makrab,
RTAR, Raker, PKD serta kepanitiaan lain. Bahkan, kami mencoba membangun cerita
dari kegiatan sendiri diluar pengurus Rayon. Salah satunya, kami biasa
mengembara untuk mempererat emosional di internal Korp kami.
Deklarasi kami jalani
dengan penuh semangat. Sekreatif mungkin, kami mencoba membuat gerakan yang
berbeda. Membagi dua konsep deklarasi, internal dan eksternal. Untuk Internal
kita mengangkat tema “1 Pohon 1000 Pengetahuan” dengan aksi menanam pohon si
seluruh Fakultas kami berharap pohon yang kami tanam akan memberi makna bagi
kehidupan. Makna itu pun kami bawa tidak hanya di lingkungan kampus, salah
satunya berbagi sedikit rezeki kepada masyarakat sebagai aksi Deklarasi
Eksternal kami.
Di lain cerita, kami
juga tertawa dan menangis bersama di gelap malamnya malam keakraban. Waktu itu,
tiada kata yang bisa kami ungkap selain komitmen bahwa kami ialah keluarga.
Apapun yang terjadi, kita adalah keluarga. Dan sebagai mahasiswa Pergerakan kami
siap untuk menjalin kesolidan dan membuat gerakan-gerakan sebagai aktivis
sejati.
Sampai saat ini, kami
mencoba untuk tetap menjadi kader PMII yang progresif. Tanpa di ketahui warga,
kami melakukan aksi dan mengajak adik-adik di kampung Ledok Tomoho untuk
bermain. Salah satu kampung yang terletak dibalik tembok megah dan Hotel mewah
dengan masyarakat sekitar yang ber-mobil.
Kami mencoba mensosialisasikan
bagaimana cara menyikapi kemajuan teknologi terutama Gadget. Sosialisasi
bagaimana menyikapi gadget kami isi disela-sela permainan serta menggambar
dengan adik-adik disana. Bernyanyi dan bisa berkumpul bersama mereka menjadi
kado tersendiri dari SENOPATI tentu untuk warga Humaniora Park dan Dunia. Bahwa
kami benar-benar kader yang memiliki visi misi jelas, progresif serta menjadi
Aktivis sejati.
#SalamPergerakan
Selasa, 31 Mei 2016
Info Terkini Senopati
Sukses
mejadi panitia RTAR X, Senopati Siapkan Panitia Raker

Acara
tahunan yang diselenggarakan oleh Rayon Humaniora Park dan di amanatkan kepada
Korp Senopati sebagai panitia, bertujuan
untuk mendemisionerkan pengurus Rayon masa khidmat 2015-2016 serta mengangkat
ketua umum Rayon periode selanjutnya.
“Tema
yang diangkat dalam acara rapat tahunan anggota rayon kali ini bertujuan untuk
mengoptimalkan peran rayon. Tentunya dalam progresifitas Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia. Dan berharap bahwa kepengurusan selanjutnya, yaitu masa
khidmat 2016-2017 mampu menutupi kekurangan-kerungan pada kepengurusan
selanjutnya”. Ucap sahabat Istiqomah sebagai ketua panitia saat memberi
sambutan pada pembukaan acara tersebut.
Acara
ini pun di hadiri oleh seluruh warga Rayon Humaniora Park, dari angkatan 2007
sampai angkatan 2015. Tidak hanya itu, acara ini juga menghadirkan pemateri
yang luar biasa dalam stadium general nya. Staduim general kali ini di isi oleh
sahabat Abdul Kholid S. Sos serta yang tidak kalah menarik adalah antusias dari
panitia yang cukup tinggi. Hal ini terbukti dengan banyaknya anggota panitia
(45 sahabat) yang menghadiri dan ikut serta aktif dalam terlaksananya acara.
Selain
warga rayon PMII humaniora Park, tamu undangan dari pengurus cabang PMII D.I
yogyakarta, serta komisariat-komisariat dari Komisariat pondok sahabat
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Komisariat STIQ An-nur, dan
komisariat Wahid hasyim Universitas Islam Indonesia.
Hasil
akhir dari RTAR X tahun ini, merevisi beberapa diksi dalam Garis-garis Besar
Haluan Organisasi (GBHO) dan Garis-garis Besar Program Kerja (GBPK). memperbaiki
rencana kinerja selanjutnya serta menetapkan secara sah bahwa ketua umum Rayon
Humaniora Park masa khidmat 2016-2017 adalah sahabat korp Gamelan, Thoriq Yudha
Farokhi.
Dengan
suksesnya semua acara ini, senopati kembali mendapat amanat untuk menjadi
panitia dalam Rapat kerja (Raker) di kepengurusan Rayon Humaniora Park yang baru. Yang kemudian Raker ini akan
dilaksanakan kemungkinan seminggu setelah berlangsungnya RTAR. Menurut
keputusan forum evaluasi yang dihadiri juga oleh penullis, menetapkan bahwa
sahabat Ghozali sebagai ketua Panitia Raker. Namun masih membutuhkan pertemuan
lebih lanjut untuk menetapkan susunan panitia.
Selasa, 24 Mei 2016
BAPER !!!
BAPER !!!
Cerpen By: Istiqomah*)
“Ada
yang mau aku omongin sama kamu” sambil duduk dan menatap wajah wanita didepannya.
“Kamu
mau ngomong apa kayak serius banget ? “ menyusul duduk disampingnya.
“Ada
hal aneh gak?. atau kamu ngerasa bosan gak?” dengan nada sedikit keraguan si cowok terus ingin melanjutkan percakapan.
“Kamu
kok tiba-tiba aneh si dan kamu kok tanya nya gitu?” si cewek mulai bingung
dengan tingkah si cowok dengan segala pertanyaan yang seakan ada petir didalam
hatinya
*Apa yang sebenerrya
mau dia omongin si?. kenapa
tiba-tiba ada perasaan sedih dan takut*
Batinnya yang tak terdengar ditelinga dan tak sampai menyentuh batin
sicowok.
“Aku
.... “
Kata-katanya
mulai terbata-bata seolah-olah tak mampu harus mengatakan kata pedih dan menyesakkan batin itu
“Aku
tahu kegundahan yang kamu rasakan, aku tahu apa yang yang ingin kamu katakan”. Bak seorang peramal sicewek dengan tepat membidik
jawaban itu .
“Bukan alasan
tak cinta atau bahkan ada cewek lain
yang singgah dihatiku”. Seolah takut melukai hatinya sicowok pun dengan
kata-kata lirih membuat pembelaan.
Tak mampu
menahan tangis, air mata itu memaksa jatuh dipipi putihnya, sambil menahan
perih yang bak hati yang teriris pilu.
“sayang, sungguh
bukan maksud ku melukai hatimu atau bahkan membuat mu menangis seperti ini, aku sungguh menyanyangimu dan mencintaimu “
“Tapi ...”
sambung sicewek seolah dia tau ada makna dibalik kata sayang dan cinta
*Tuhan apa aku mampu mengatakan kata-kata perih yang sungguh
melukai batin kami*
Seolah berpikir
ulang apakah ia akan
meneruskan kata-katanya atau akan menghentikan dan menggantung begitu saja.
“Jawab ardi,
jangan hanya diam saja”.
Perkataan si cewek yang yang seolah membuyarkan lamunan bening ardi.
***
Lambat-lambat
terdengar suara yang tak terlalu jelas ditelinga, mata ngantuk dan lelah yang menyelimuti membuat mata enggan
melihat alam sekitar.
“Ayo bangun, ayo
pada bangun cepet ayo”. Suara cewek seorang PJ
kamar
seolah tak
mengerti keadaan, kenapa selarut ini harus membangunkan orang yang asyik dengan
mimpi-mimpinya
Dengan mata yang
masih enggan terbuka, dan udara dingin
yang menusuk tulang, kami harus keluar dan berkumpul di depan masjid. Sedikit arahan kami disuruh masuk kedalamnya. Dengan dengungan
dzikir yang tak henti-henti seolah mulut kami tak boleh berhenti melantunkan
ucapakan istighfar penebus dosa. Satu persatu
diantara kami di panggil entah apa yang akan dilakukan atau apa yang
harus kami lakukan seolah tak terlintas di fikiran ku. Karena, aku tak bisa
berfikir dengan rasa ngantuk ini.
“Dek, ikut saya”.
Suara itu membangunkan ku dari tidur nyaman ku beberapa detik yang lalu.
“Kemana kak?”. tanya ku.
Tanpa jawaban hanya dengan isyarat untuk mengikutinya, tanpa
kurang rasa hormat aku mengikutinya keluar masjid.
Dua orang bak
malaikat maut dengan wajah yang serem memberikan instruksi untuk membasuh
wajahku dengan air bunga yang wangi, orang menyebutnya dengan kemenyan, hanya pesan
singkat sebagai salam pembuka
“Dek kamu jalan
terus ikuti lilin dan jangan menengok kebelakang “
Hanya berbekal
keberanian dan nekat aku
berjalan dan berjalan tanpa ku hiraukan apa yang akan terjadi padaku, aku hanya
berdoa semoga baik-baik saja .
***
Entah dimana kita ini, dikumpulkan dengan berbagai
macam suara, dengan mata tertutup sleyer dan tangan saling menggenggam satu sama lain kami
dibaiat hinga resmilah kami masuk dan sah menjadi anggota pergerakan.
Bukan komunitas,
bukan kelompok, bukan ikatan,
tapi pergerakan. Bergerak sebagai mahasiswa yang selalu digembar-gemborkan
dengan agent of change yang sampai
sekarang entah kemana agent of change
ini. Mahasiswa bukan siswa, bukan anak kecil tak tau apa-apa dan tunduk pada otoritas yang
membungkam mulut mahasiswa. Saatnya bangkit dengan perubahan-perubahan tak
hanya ramai diperbincangkan tanpa bukti nyata. Setidaknya itu kata-kata keren
yang kukutip.
Cium bendera dan
tanda tangan banner cukup sudah ritual pembaitan ini, kami berasa lepas dari DJ
yang harus kami apeli setiap pagi dan dengan
kata-kata bising yang disertai sumpah serapah membuat kuping kami panas.
Kemas-kemas dan
pulang serta kasur hangat yang sudah menunggu di petak kamar kos. Jemputan
sudah datang mari pulang
***
Rayon Humaniora
Park, markas dengan para
pembesar-pembesarnya
Ini kumpul
perdana kami, isinya perkenalan dan sharing seasion.
“Perkenalkan
saya Ardi ardiantoro, Prodi Ikom asal Bandung”.
Suara salah satu
anggota senopati yang kece ini, kemudian tiba giliran ku memperkenalkan diri.
“Saya Vina Vania Prodi Psikologi asal Malang”.
Selesai perkenalan kami dengan
kritis dan belajar kritis mengomentari dan berdiskusi menegenai apa saja yang
menjadi keganjalan di benak dan pikiran kami. Begitu kucinta Rayon kecil
yang tak bersih ini, keluarga baru yang pas untukku.
“ Kamu vani dari
malang ya?”. Tanya seorang cowok yang duduk disebelahku.
“Iya vani bisa
vina bisa “ jawabku dengan ramah
“Sahabat-sahabat,
tolong diisi ya nomor telepon kalian
buat bikin grup senopati” ucap salah seorang sahabat yang membatasi perkenalan
kami.
***
Deklarasi sudah, makrab sudah, menjadikan
hubungan antar anggota senopati saling akrab dan mengenal begitupun dengan ku
dan ardi
Dia cowok yang
baik dan perhatian padaku, banyak kisah
kami dan kebersamaan kami yang tak mudah dilupakan, karena dia prodi ikom tak
jarang dia sering mengajakku hunting berita untuk tugas kompasiananya. Meski
aku anak psikologi yang disbukkan dengan makul bio psikologi. anak ikom pun
banyak mengeluh tugas wajib kompasiannya yang harus tembus 400 poin. Alasan
itulah yang membuat ku semakin sering bersama ardi, bahkan mahkluk Rayon pun
sudah mencuigai gerak-gerik kami bahkan tak jarang mereka bilang kami terlibat
cinta lokasi (Cinlok). Aku pun terus saja menyangkal dan mengatakan kami hanya
sekedar teman baik dan sahabat organisasi
Tapi tak kusangka bahwa aku memiliki segenggam harapan untuk celah hatiku.
***
Dua bulan kisah
pertemanan kami berujung pada pernyataan cinta ardi padaku.......
Sabtu, 21 Mei 2016
Makrab Senopati
Menumbuhkan Jiwa kekeluargaan dalam Pergerakan
Tri*)
Selain
apresiasi dari pengurus rayon, beberapa tamu undanganpun turut menghadiri acara
ini. Korp Blankon, Korp Garenk, Korp Gamelan, dan pastinya Korp Hanoman sebagai
pengurus Rayon sendiri juga menghadiri acara ini. Tidak hanya itu, sahabat-sahabat dari Lintas Fakultas pun banyak yang
melakukan kunjungan tersebut.
Dan
yang paling istimewa adalah pembicara stadium
general yang diisi oleh
pembicara yang super yaitu sahabat
Egi (ketua Rayon 2012) dan sahabat Hafidz (koordinator
GMPK 2014). Kedua pembicara ini berbagi pengalamannya bagaimana menyatukan
sahabat-sahabat di korpnya. Bagaimana perjuangan beliau masuk di PMII dan bagaimana
dalam Korp itu perlu adanya usaha dalam menyatukan korp agar tetap satu Visi.
Mengingat setiap orang mempunyai gagasan masing-masing didalam kepalanya.
Tentunya bukan hal yang mudah untuk menyatukan banyak gagasan menjadi satu Visi
yang sama.
Bagi
sahabat senopati, makrab tahun ini begitu berkesan, karena dalam perjalanan
makrab kemarin ada beberapa secret event
yang diadakan oleh beberapa sahabat senopati itu sendiri. Salah satu secret event yang paling bekesan adalah
saat di adakannya sesi Curhat yang dipandu oleh ketua Korp (Arif Mansyah).
Sesi
curhat diawali oleh pendapat sahabat Ghozali yang berisi tentang kritikan
terhadap ketua Korp. “saya tidak suka dengan Arif, karena dalam
kepemimpinanannya kurang tegas dan kurang otoriter”. Begitu ungkapnya. Namun
dari pendapat sahabat Ghozali ini, memancing beberapa sahabat untuk mulai ikut
bersuara. Salah satunya sahabat Ayik yang menampik pendapatnya Sahabat Ghozali.
Menurutnya, Arif Mansyah sudah semaksimal mungkin dalam menjadi ketua korp dan menurutnya lagi bukan hal yang mudah
untuk menyatukan ke 89 sahabat senopati yang mempunyai perbedaan dalam
gagasannya.
Suasana
pun semakin chaos
saat semuanya ingin mengkritik satu sama lain. Dan puncaknya adalah saat
sahabat ayik yang sedang beradu argument dengan sahabat Fhaiq ingin
meninggalkan forum.
Karena menurutnya forum
curhat ini tidaklah
penting jika tidak ada jaminan perbaikan apa-apa atas semua kritik dilontarkan.
Pendapat ayik ini tidak di terima oleh sahabat Fhaiq, menurutnya sahabat Ayik
ini terlalu memaksa apabila meminta adanya jaminan dari sahabat-sahabat
senopati. Kemudian kericuhan itu disusul oleh beberapa emosi dari sahabat
Ghozali, Hambali, Majid, serta Taufik. Namun sahabat Ayik segera mengakhirinya
dengan menyanyikan lagu “darah Juang”. Lagu
mahasiswa yang satu ini memang ampuh untuk meredam konflik yang tengah terjadi.
Karena lagu ini sering dinyanyikan saat terjadinya kekacauan dikalangan
mahasiswa.
Setelah
sesi curhat usai, divisi acara yang dikoordinasikan oleh sahabat istiqamah
menyiapkan beberapa lampion untuk setiap kelompok yang telah dibagi. Setiap
kelompok diharapkan untuk menulis harapan untuk senopati kedepannya.
Keesokan
harinya (minggu,13/15) acara makrab
senopati yang bertemakan “Menumbuhkan
Jiwa Kekeluargaan Dalam Pergerakan” itu di tutup
oleh senam kemudian beberapa games di pantai. Pantai depok Yogyakarta yang
dipilih sebagai tempat makrab korp ini sungguh indah pemandangannya saat pagi
hari. Udara segar pagi hari bersama suara ombak membuat suasana kekeluargaan
didalam korp semakin terlihat. Apalagi suasana chaos
yang tadi malam berhasil dilakukan oleh beberapa sahabat.
Tema
yang diangkat dalam makrab senopati ini cukup bagus, mengingat rasa
kekeluargaan itu memang kurang dirasakan dalam korp 2015 ini. “kedepnnya,
setelah makrab ini berhasil diselenggarakan, kita harus menyatukan ke-89
sahabat senopati. Karena kita di baiat dan bersumpah menjadi kader PMII juga
bersama 89 sahabat. Menurut saya, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.
Dan semuanya mudah saja dilakukan selama kita mau berusaha mewujudkannya”.
Ungkap ketua Korp senopati (ArifMansyah).
Dari Pengetahuan, Menjadi Peduli, Kemudian Berbagi (Part 2)
Senopati Berbagi
Tri*)
Kelompok pertama
dipandu oleh sahabat Ghozali dan ketua Korp sendiri. Sedangkan kelompok kedua
di pandu oleh Sahabat Ismail dan sahabat Krisna. Deklarasi diluar ini menjadi
lebih menarik dari pada deklarasi internal. Karena selain melatih
sahabat-sahabat untuk berani aksi diluar,
juga mengaplikasikan materi tentang Analisis Sosial yang telah mereka peroleh pada saat Pelatihan Kader Dasar.
Sesuai kesepakatan,
jam 21.00 dianjurkan untuk berkumpul disekitar tugu. Kelompok 1 yang bertugas
membagikan nasi disekitar Jl.Jendral Sudirman
dan targetnya adalah tukang becak serta pengamen, ternyata masih membawa sisa nasi kira-kira 15 bungkus. Sedangkan kelompok 2,
kehabisan nasi bungkusnya bahkan sempat kekurangan. Karena ternyata di depan
pasar bringharjo banyak sekali ibu-ibu yang sudah sepuh beristirahat disekitar
emperan toko. Menurut pengakuannya, mereka adalah
pekerja-pekerja buruh gendong di sekitar pasar bringharjo. "Biasanya kita
bekerja pada pagi hari menjadi buruh gendong. Berat yang kami bawa biasanya
kurang lebih 30kg. Upah kami kadang-kadang hanya Rp. 2000 / sekali
angkut". Jelas seorang ibu ( 65 th ) asal Godean yogyakarta. Sungguh miris
dengan potret warga Yogyakarta di balik
kemegahannya.
Di Tugu, setelah
kelompok 1 dan kelompok 2 berkumpul , mereka merundingkan sisa nasi bungkus
yang belum tebagikan. Dikarenakan hari sudah larut malam, ketua korp memutuskan
untuk membagikan sisa nasinya disepanjang jalan menuju Rayon Humaniora Park. deklarasi eksternal pun ditutup dengan
dokumentasi. Di sekitar Tugu dengan banner Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.
Dari Pengetahuan, Menjadi Peduli, Kemudian Berbagi (Part 1)
Senopati Peduli
Tri*)
Korp Senopati (
korp 2015 ) Pergerakan
mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Humaniora park Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora telah melaksanakan deklarasi resmi korp
kemarin (11/11). Deklarasi ini bejalan Sesuai dengan telah direncanakan, korp senopati mengadakan deklarasi internal
(11/11) dan deklarasi eksternal (12/11) secara berturut-turut. Melalui proses yang cukup lama , Deklarasi
pun Akhirnya selesai dilakukan.
Di awali dengan
deklarasi internal, yang dihadiri oleh lebih dari 50 Anggota senopati dan
beberapa pengurus rayon, ketua korp
"Arif Mansyah" pun membukanya dengan orasi.
Isi orasi yang ia suarakan adalah tentang pentingnya
kesadaran kita sebagai pemuda sekaligus mahasiswa untuk tidak pernah berhenti
berjuang. Karena menurutnya perjuangan para pahlawan Indonesia masih harus di teruskan.
Selain ketua Korp
yang berorasi, beberapa Anggota senopati seperti sahabat Ghozali, Abdul Majid, Taufik, Ayik serta Sahabat Siska,
juga menyuarakan pentingnya menjaga lingkungan dan kesadaran diri akan
pentingnya sebuah "pengetahuan & Kepedulian". Sesuai dengan tema
yang mereka angkat pada saat deklarasi internal,
"1 pohon,1000 pengetahuan". Tanpa pengetahuan, tidak akan ada
kepedulian. Deklarasi ini pun menjadi lebih lengkap, dengan adanya puisi yang yang di bacakan oleh sahabat Rasyid,
sahabati Nabilla, serta sahabati Ida.
Acara deklarasi
ini di mulai dengan penanaman pohon cemara kipas di sekitar taman Fakultas Ilmu Sosial Dan Humaniora
(FISHUM). dimulai dengan
penyerahan secara formal kepada pihak Fakultas kemudian dilanjutkan dengan dokumentasi. Penanaman pohon ini diharap kan bisa
bemanfaat bagi kehidupan.
Setelah penanaman
pohon dan dokumentasi selesai di lakukan,
mereka bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan. Meskipun rute
perjalanan tidak sesuai rencana awal, deklarasi
tetap berlanjut. Yang semula direncanakan ke
Fakultas Adab dan Ilmu
Budaya terlebih dahulu namun berbalik arah ke arah barat
yaitu ke Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan . "kita
merubah Rute ini dikarenakan di Fakultas Adab dan Ilmu Budaya belum ada persiapan untuk menyambut korp senopati
". Ucap koordinator Devisi Humas, sahabat Carana.
Sahabat-sahabat
PMII Dari Fakultas Tarbiyah sudah bersiap - siap menyambut korp senopati. Di
sambut dengan hangat oleh ketua korp dari fakultas tarbiyah, senopati pun
diajak untuk bekerja sama dengan sahabat dari korp Fakultas Tarbiyah untuk
saling mendukng dan bersatu dalam pergerakan ini. Karena menurut nya, kedua
korp ini mempunyai visi misi yang sama. Yaitu menciptakan sebuah
"Perubahan".
Dari Fakultas Tarbiyah, senopati melanjutkan perjalanan nya ke
Fakultas Sains dan
Teknologi. Kebetulan, penyambutan di Fakultas ini di adakan di dalam
gedung. Berlanjut ke Fakultas Syari’ah dan Hukum Islam,
disini sedikit membawa suasana haru. Karena diiringi lagu "Darah juang
" Sahabat Rasyid membacakan puisinya.
Puisi yang berisi tentang fenomena ketidakpedulian antara sesama
itu, sempat menggetarkan hati
sahabat-sahabat yang hadir dalam acara deklarasi.
Namun, demi
membangkitkan kembali semangat deklarasi,
mereka melanjutkan perjalanan ke Fakultas Adab dan Ilmu Budaya dengan melantunkan
lagu "Buruh Tani". Semangat juang yang begitu tinggi itu menjadi tujuan utama anggota Senopati, apalagi ia juga sekaligus menjadi seorang "Mahasiswa". Di Fakultas Adab dan Ilmu Budaya tidak jauh beda penyambutannya. Mereka
menyambut hangat dan mengapresiasi tema yang dibawakan oleh senopati "1 pohon ,1000 pengetahuan ".
Setelah itu, Anggota senopati beristirahat sejenak menghilangkan rasa dahaganya. 10 menit kemudian mereka menuju ke Fakultas
Ushuluddin dan Pemikiran Islam serta Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang ada di kampus Timur. Penyerahan pohon dan sedikit orasi di lakukan
di Fakultas ini. Tidak berbeda jauh dengan Fakultas sebelumnya , di Fakultas
Dakwah pun senopati di sambut dengan hangat.
Fakultas penutup
untuk deklarasi internal senopati, yaitu Fakultas
dakwah. Diisi dengan orasi sahabat Ayik yang mengingatkan sahabat-sahabat PMII
untuk terus melakukan sebuah perubahan. Dan tidak lupa
juga minta pertolongan Allah SWT. Deklarasi internal akhinya usai. Meskipun sebenarnya masih ada satu Fakultas lagi (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam/FEBI) yang belum mereka kunjungi. Namun menurut
ketua korp senopati , mereka memang tidak melakukan kunjungan deklarasi ke
FEBI. Selain di FEBI sedang mengadakan acara yang berbeda, lokasi FEBI juga
tidak memungkinkan untuk dikunjungi.
Deklarasi internal senopati ditutup dengan sesi dokumentasi terakhir . Dokumentasi terakhir dilakukan di panggung demokrasi. Deklarasi internal dengan tema "Go Green, 1Pohon,1000Pengetahuan". Setelah deklarasi internal usai, sahabat senopati
dikondisikan untuk rapat evaluasi di Rayon Humaniora park dan rapat pesiapan deklarasi
eksternal keesokan harinya.
We laughed, we cried, but we'll never say good-bye
We laughed, we cried, but we'll
never say good-bye. – Anonymous
Mirna*)
Memang tidak ada kata yang bisa menggambarkan persahabatan kami, namun kutipan di atas bisa cukup mewakili apa yang kami lalui....
Senopati
adalah nama Korp angkatan 2015 di PMII
Rayon Humaniora Park. Korp yang beranggotakan 89 orang ini pertama kali
terbentuk setelah kami melalui masa-masa Pelatihan Kader Dasar (PKD) yang wajib
diikuti segenap calon kader di PMII. Setelah mendaftarkan diri untuk mengikuti
kegiatan PKD akhirnya tibalah hari yang ditentukan, tepatnya tanggal 11
September 2015. Di hari itu kami berkumpul di depan Gedung Multi Purpose UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta sebelum berangkat menuju ke tempat PKD.
Sekitar
pukul 3 sore bus yang kami tumpangi berangkat menuju ke Pondok Pesantren
Al-Qodir di Cangkringan. Awalnya sebagian besar dari kami tidak saling kenal,
kami juga berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda. Namun seperti
sudah ditakdirkan untuk bersama, kami dipertemukan di momen ini, momen yang
akan menjadikan kami sebuah “keluarga”.
Kesamaan
nasib yang kami miliki (sama-sama calon kader dan peserta PKD) mulai
menumbuhkan kedekatan di antara kami. Selama 5 hari kami menjalani aktifitas di
Pondok Pesantren Al-Qodir Cangkringan. Disana kami dibekali dengan
materi-materi seputar pergerakan, mulai dari materi tentang analisis diri, Nilai
dasar Pergerakan hingga ke-PMII an. Kami juga harus tidur bersama dalam satu
ruangan (tentu saja laki-laki dan perempuan terpisah ruangan), mengantri untuk
mandi di kamar mandi yang sama, sholat berjamaah, saling menjaga dan membantu
ketika ada yang sakit, juga “terpaksa” harus makan dengan lauk yang sekedarnya
yang itu pun harus dibagi dengan sahabat-sahabat lain. Selama PKD pula kami
mendapatkan “ujian” yang tak terduga.
` Salah
satu “ujian” yang harus kami hadapi selama menjalani PKD adalah munculnya DJ. Hahaha
tentu saja DJ yang dimaksud disini bukanlah DJ yang biasa memainkan musik, DJ adalah
singkatan dari Dewan Jenderal. Sekelompok orang yang “katanya” dikriimkan dari
PMII pusat untuk mengatur jalannya PKD dan menentukan sukses atau tidaknya PKD
yang kami jalani agar kami bisa di baiat menjadi kader PMII. Bagi kami kala
itu, DJ bagaikan mimpi buruk(?). pasalnya, setiap pagi dan malam kami harus
apel bersama DJ di sebuah lapangan tanpa didampingi panitia. Dan para DJ
tersebut seolah-olah selalu mencari-cari kesalahan kami.
Menjelang akhir PKD, DJ tiba-tiba
mengatakan kalau PKD yng telah kami jalani selama beberapa hari gagal dan kami
tidak akan di baiat. Padahal, menurut kami, kami tidak melakukan kesalahan yang
berarti. Dan kami akhirnya menyusun berbagai rencana untuk melawan
ketidakadilan yang kami rasakan tersebut. Singkat cerita, kami menyusun
strategi perlawanan, mulai dari apel dengan kondisi para perempuan yang
mengenakan lipstik berwarna merah menyala (yang kami lakukan karena tidak
terima dibilang hanya bisa berdandan) hingga strategi menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh para DJ.
Di hari terakhir dan apel
terakhir yang kami lakukan bersama para DJ, akhirnya kami menjalankan rencana
yang telah kami susun. Akan tetapi... banyak yang justru terpancing emosi dan
sempat terjadi chaos di antara kami
dan DJ. Lalu di tengah kerusuhan yang terjadi tiba-tiba panitia menyanyikan
lagu Darah Juang dan bebrapa DJ mulai tertawa. Ternyata segala bentuk perlakuan
DJ tersebut hanyalah settingan!
Setelah apa yang kami lalui
tersebut.. akhirnya tibalah saat pembaiatan. Dini hari, terbalut dinginnya
udara Cangkringan, bertemankan keheningan dan kegelapan malam kami berjalan
menuju lokasi pembaiatan dengan bimbingan cahaya lilin yang temaram. Masa-masa
yang telah kami lalui akhirnya mengantarkan kami kepada momen “sakral” bernama
pembaiatan. Langit malam cangkringan yang bertabur bintang kala itu menjadi
saksi bisu pembaiatan kami. Dan berpengan tanganlah kami sebagai simbol
terikatnya sebuah jalinan sebagai penutup PKD kali ini....
Terakhir, sebelum kembali ke
tempat tinggal masing-masing kami berkumpul untuk menentukan ketua korp dan
nama korp angkatan 2015. Dan setelah melalui musyawarah terpilihlah sahabat
Arif Mansyah menjadi ketua korp kami, dan korp kami kemudian diberi nama
SENOPATI (Semangat Nasionalisme Pemuda Taqwa dan Beriman). Senopati hanyalah
sebuah nama, nama dari ikatan “keluarga” yang terbentuk setelah melalui
berbagai suka dan duka. Kami pernah tertawa bersama, kami pernah menangis
bersama, tapi tak ada kata perpisahan diantara kita. Karena dalam keluarga tak
ada istilah “mantan”. Selamanya, sejauh apapun nanti kita akan terpisah kita
akan tetap menjadi sebuah keluarga, keluarga SENOPATI.
Salam Pergerakan!!!
Langganan:
Postingan (Atom)