Senopati Berbagi
Tri*)
Kelompok pertama
dipandu oleh sahabat Ghozali dan ketua Korp sendiri. Sedangkan kelompok kedua
di pandu oleh Sahabat Ismail dan sahabat Krisna. Deklarasi diluar ini menjadi
lebih menarik dari pada deklarasi internal. Karena selain melatih
sahabat-sahabat untuk berani aksi diluar,
juga mengaplikasikan materi tentang Analisis Sosial yang telah mereka peroleh pada saat Pelatihan Kader Dasar.
Sesuai kesepakatan,
jam 21.00 dianjurkan untuk berkumpul disekitar tugu. Kelompok 1 yang bertugas
membagikan nasi disekitar Jl.Jendral Sudirman
dan targetnya adalah tukang becak serta pengamen, ternyata masih membawa sisa nasi kira-kira 15 bungkus. Sedangkan kelompok 2,
kehabisan nasi bungkusnya bahkan sempat kekurangan. Karena ternyata di depan
pasar bringharjo banyak sekali ibu-ibu yang sudah sepuh beristirahat disekitar
emperan toko. Menurut pengakuannya, mereka adalah
pekerja-pekerja buruh gendong di sekitar pasar bringharjo. "Biasanya kita
bekerja pada pagi hari menjadi buruh gendong. Berat yang kami bawa biasanya
kurang lebih 30kg. Upah kami kadang-kadang hanya Rp. 2000 / sekali
angkut". Jelas seorang ibu ( 65 th ) asal Godean yogyakarta. Sungguh miris
dengan potret warga Yogyakarta di balik
kemegahannya.
Di Tugu, setelah
kelompok 1 dan kelompok 2 berkumpul , mereka merundingkan sisa nasi bungkus
yang belum tebagikan. Dikarenakan hari sudah larut malam, ketua korp memutuskan
untuk membagikan sisa nasinya disepanjang jalan menuju Rayon Humaniora Park. deklarasi eksternal pun ditutup dengan
dokumentasi. Di sekitar Tugu dengan banner Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar