Senopati

Senopati

Selasa, 31 Mei 2016

Info Terkini Senopati

Sukses mejadi panitia RTAR X, Senopati Siapkan Panitia Raker

Yogyakarta, Rapat Tahunan Anggota Rayon X (RTARX) Humaniora Park talah sukses di laksanakan pada hari senin-selasa, 30-31 Mei 2016 bertempat di pendopo pasar seni gabusan bantul. Dengan mengangkat tema “mengoptimalkan peran rayon untuk progresifitas pergerakan”,  seluruh warga Rayon Humaniora park mengharapkan adanya pengoptimalan di kepengurusan selanjutnya. Terutama, untuk  kinerja-kinerja Rayon Humaniora Park.
Acara tahunan yang diselenggarakan oleh Rayon Humaniora Park dan di amanatkan kepada Korp Senopati sebagai panitia,  bertujuan untuk mendemisionerkan pengurus Rayon masa khidmat 2015-2016 serta mengangkat ketua umum Rayon periode selanjutnya.
“Tema yang diangkat dalam acara rapat tahunan anggota rayon kali ini bertujuan untuk mengoptimalkan peran rayon. Tentunya dalam progresifitas Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Dan berharap bahwa kepengurusan selanjutnya, yaitu masa khidmat 2016-2017 mampu menutupi kekurangan-kerungan pada kepengurusan selanjutnya”. Ucap sahabat Istiqomah sebagai ketua panitia saat memberi sambutan pada pembukaan acara tersebut.
Acara ini pun di hadiri oleh seluruh warga Rayon Humaniora Park, dari angkatan 2007 sampai angkatan 2015. Tidak hanya itu, acara ini juga menghadirkan pemateri yang luar biasa dalam stadium general nya. Staduim general kali ini di isi oleh sahabat Abdul Kholid S. Sos serta yang tidak kalah menarik adalah antusias dari panitia yang cukup tinggi. Hal ini terbukti dengan banyaknya anggota panitia (45 sahabat) yang menghadiri dan ikut serta aktif dalam terlaksananya acara.  
Selain warga rayon PMII humaniora Park, tamu undangan dari pengurus cabang PMII D.I yogyakarta, serta komisariat-komisariat dari Komisariat pondok sahabat Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Komisariat STIQ An-nur, dan komisariat Wahid hasyim Universitas Islam Indonesia.
Hasil akhir dari RTAR X tahun ini, merevisi beberapa diksi dalam Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) dan Garis-garis Besar Program Kerja (GBPK). memperbaiki rencana kinerja selanjutnya serta menetapkan secara sah bahwa ketua umum Rayon Humaniora Park masa khidmat 2016-2017 adalah sahabat korp Gamelan, Thoriq Yudha Farokhi.
Dengan suksesnya semua acara ini, senopati kembali mendapat amanat untuk menjadi panitia dalam Rapat kerja (Raker) di kepengurusan Rayon Humaniora Park  yang baru. Yang kemudian Raker ini akan dilaksanakan kemungkinan seminggu setelah berlangsungnya RTAR. Menurut keputusan forum evaluasi yang dihadiri juga oleh penullis, menetapkan bahwa sahabat Ghozali sebagai ketua Panitia Raker. Namun masih membutuhkan pertemuan lebih lanjut untuk menetapkan susunan panitia.


Selasa, 24 Mei 2016

BAPER !!!

BAPER !!!
Cerpen By:  Istiqomah*)

“Ada yang mau aku omongin sama kamu” sambil duduk dan  menatap wajah wanita didepannya.
“Kamu mau ngomong apa kayak serius banget ? “ menyusul duduk disampingnya.
“Ada hal aneh  gak?. atau kamu  ngerasa bosan  gak?” dengan  nada sedikit keraguan  si cowok terus ingin melanjutkan percakapan.
“Kamu kok tiba-tiba aneh si dan kamu kok tanya nya gitu?” si cewek mulai bingung dengan tingkah si cowok dengan segala pertanyaan yang seakan ada petir didalam hatinya
*Apa yang sebenerrya mau dia omongin si?. kenapa tiba-tiba ada perasaan sedih dan takut*
 Batinnya yang tak terdengar ditelinga dan  tak sampai menyentuh batin sicowok.
“Aku .... “
Kata-katanya mulai terbata-bata seolah-olah tak mampu  harus mengatakan  kata pedih dan menyesakkan batin itu
“Aku tahu kegundahan yang kamu rasakan, aku tahu apa yang yang ingin kamu     katakan”. Bak seorang peramal sicewek dengan tepat membidik jawaban  itu .
            “Bukan alasan tak cinta atau  bahkan ada cewek lain yang singgah dihatiku”. Seolah          takut melukai hatinya sicowok pun dengan kata-kata lirih membuat pembelaan.
            Tak mampu menahan tangis, air mata itu memaksa jatuh dipipi putihnya, sambil menahan perih yang bak hati yang teriris pilu.
            “sayang, sungguh bukan maksud ku melukai hatimu atau bahkan membuat mu menangis seperti ini, aku sungguh menyanyangimu  dan  mencintaimu “
            “Tapi ...” sambung sicewek seolah dia tau ada makna dibalik kata sayang dan cinta
*Tuhan apa aku  mampu  mengatakan kata-kata perih yang sungguh melukai batin kami*
Seolah berpikir ulang apakah  ia akan meneruskan kata-katanya atau akan menghentikan dan menggantung begitu saja.
“Jawab ardi, jangan  hanya diam  saja”.  Perkataan si cewek yang yang seolah membuyarkan lamunan bening ardi.           
***
Lambat-lambat terdengar suara yang tak terlalu jelas ditelinga, mata ngantuk dan  lelah yang menyelimuti membuat mata enggan melihat alam sekitar.
            “Ayo bangun, ayo pada bangun cepet ayo”. Suara cewek seorang PJ  kamar
seolah tak mengerti keadaan, kenapa selarut ini harus membangunkan orang yang asyik dengan mimpi-mimpinya
            Dengan mata yang masih enggan terbuka, dan  udara dingin yang menusuk tulang, kami harus keluar dan berkumpul di depan masjid. Sedikit arahan  kami disuruh masuk kedalamnya. Dengan dengungan dzikir yang tak henti-henti seolah mulut kami tak boleh berhenti melantunkan ucapakan istighfar penebus dosa. Satu persatu  diantara kami di panggil entah apa yang akan dilakukan atau apa yang harus kami lakukan seolah tak terlintas di fikiran ku. Karena, aku tak bisa berfikir dengan rasa ngantuk ini.
            “Dek, ikut saya”. Suara itu membangunkan ku dari tidur nyaman ku beberapa detik           yang lalu.
            “Kemana kak?”.  tanya ku.
            Tanpa jawaban  hanya dengan isyarat untuk mengikutinya, tanpa kurang rasa hormat aku mengikutinya keluar masjid.
            Dua orang bak malaikat maut dengan wajah yang serem memberikan instruksi untuk membasuh wajahku dengan air bunga yang wangi, orang menyebutnya dengan  kemenyan, hanya pesan singkat sebagai salam pembuka
            “Dek kamu jalan terus ikuti lilin dan jangan menengok kebelakang “
            Hanya berbekal keberanian dan  nekat aku berjalan dan berjalan tanpa ku hiraukan apa yang akan terjadi padaku, aku hanya berdoa semoga baik-baik saja .
***
            Entah  dimana kita ini, dikumpulkan dengan berbagai macam suara, dengan mata tertutup sleyer  dan tangan saling menggenggam satu sama lain kami dibaiat hinga resmilah kami masuk dan sah menjadi anggota pergerakan.
            Bukan komunitas, bukan kelompok,  bukan ikatan, tapi pergerakan. Bergerak sebagai mahasiswa yang selalu digembar-gemborkan dengan agent of change yang sampai sekarang entah kemana agent of change ini. Mahasiswa bukan siswa, bukan anak kecil tak tau apa-apa dan tunduk pada otoritas yang membungkam mulut mahasiswa. Saatnya bangkit dengan perubahan-perubahan tak hanya ramai diperbincangkan tanpa bukti nyata. Setidaknya itu kata-kata keren yang kukutip.
            Cium bendera dan tanda tangan banner cukup sudah ritual pembaitan ini, kami berasa lepas dari DJ yang harus kami apeli setiap pagi dan dengan  kata-kata bising yang disertai sumpah serapah  membuat kuping kami panas.
            Kemas-kemas dan pulang serta kasur hangat yang sudah menunggu di petak kamar kos. Jemputan sudah datang mari pulang
***
Rayon Humaniora Park, markas  dengan para pembesar-pembesarnya
Ini kumpul perdana kami, isinya perkenalan dan sharing seasion.
            “Perkenalkan saya Ardi ardiantoro, Prodi Ikom  asal Bandung”.
Suara salah satu anggota senopati yang kece ini, kemudian tiba giliran ku memperkenalkan diri.
             “Saya Vina Vania Prodi Psikologi asal Malang”.
            Selesai perkenalan kami dengan kritis dan belajar kritis mengomentari dan berdiskusi menegenai apa saja yang menjadi keganjalan di benak dan  pikiran kami. Begitu kucinta Rayon kecil yang tak bersih ini, keluarga baru yang pas untukku.
            “ Kamu vani dari malang ya?”. Tanya seorang cowok yang duduk disebelahku.
            “Iya vani bisa vina bisa “ jawabku dengan ramah
            “Sahabat-sahabat,  tolong diisi ya nomor telepon kalian buat bikin grup senopati” ucap salah seorang sahabat yang membatasi perkenalan kami.
***
            Deklarasi sudah,  makrab sudah,  menjadikan hubungan antar anggota senopati saling akrab dan mengenal begitupun dengan ku dan ardi
            Dia cowok yang baik dan perhatian padaku, banyak kisah kami dan kebersamaan kami yang tak mudah dilupakan, karena dia prodi ikom tak jarang dia sering mengajakku hunting berita untuk tugas kompasiananya. Meski aku anak psikologi yang disbukkan dengan makul bio psikologi. anak ikom pun banyak mengeluh tugas wajib kompasiannya yang harus tembus 400 poin. Alasan itulah yang membuat ku semakin sering bersama ardi, bahkan mahkluk Rayon pun sudah mencuigai gerak-gerik kami bahkan tak jarang mereka bilang kami terlibat cinta lokasi (Cinlok). Aku pun terus saja menyangkal dan mengatakan kami hanya sekedar teman baik dan sahabat organisasi
Tapi tak kusangka bahwa aku  memiliki segenggam harapan untuk celah hatiku.
***
Dua bulan kisah pertemanan kami berujung pada pernyataan cinta ardi padaku.......

Sabtu, 21 Mei 2016

Makrab Senopati

Menumbuhkan Jiwa kekeluargaan dalam Pergerakan
Tri*)



Senopati (Semangat Nasionalisme Pemuda Takwa dan Beriman), korp 2015 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Humaniora Park telah sukses menyelenggarankan Malam Keakraban (MAKRAB) pada hari sabtu-minggu (12/15). Makrab yang diketuai oleh sahabat Ismail itu, berhasil menyatukan beberapa sahabat senopati. Meskipun ada beberapa sahabat senopati yang tidak menghadiri acara makrab ini, namun bisa dibilang makrab tahun ini sukses diselenggarakan di pantai depok Ad Resto.  Dibuktikan dengan beberapa apresiasi dari pengurus Rayon itu sendiri. Meskipun di awal acara, makrab senopati dibuka dengan keadaan listrik yang padam, namun mereka memanfaatkan lilin sebagai penggantinya.
Selain apresiasi dari pengurus rayon, beberapa tamu undanganpun turut menghadiri acara ini. Korp Blankon, Korp Garenk, Korp Gamelan, dan pastinya Korp Hanoman sebagai pengurus Rayon sendiri juga menghadiri acara ini. Tidak hanya itu, sahabat-sahabat dari Lintas Fakultas pun banyak yang melakukan kunjungan tersebut.
Dan yang paling istimewa adalah pembicara stadium general yang diisi oleh pembicara yang super yaitu sahabat Egi (ketua Rayon 2012)  dan sahabat Hafidz (koordinator GMPK 2014). Kedua pembicara ini berbagi pengalamannya bagaimana menyatukan sahabat-sahabat di korpnya. Bagaimana perjuangan beliau masuk di PMII dan bagaimana dalam Korp itu perlu adanya usaha dalam menyatukan korp agar tetap satu Visi. Mengingat setiap orang mempunyai gagasan masing-masing didalam kepalanya. Tentunya bukan hal yang mudah untuk menyatukan banyak gagasan menjadi satu Visi yang sama.
Bagi sahabat senopati, makrab tahun ini begitu berkesan, karena dalam perjalanan makrab kemarin ada beberapa secret event yang diadakan oleh beberapa sahabat senopati itu sendiri. Salah satu secret event yang paling bekesan adalah saat di adakannya sesi Curhat yang dipandu oleh ketua Korp (Arif Mansyah).
Sesi curhat diawali oleh pendapat sahabat Ghozali yang berisi tentang kritikan terhadap ketua Korp. “saya tidak suka dengan Arif, karena dalam kepemimpinanannya kurang tegas dan kurang otoriter”. Begitu ungkapnya. Namun dari pendapat sahabat Ghozali ini, memancing beberapa sahabat untuk mulai ikut bersuara. Salah satunya sahabat Ayik yang menampik pendapatnya Sahabat Ghozali. Menurutnya, Arif Mansyah sudah semaksimal mungkin dalam menjadi ketua korp dan menurutnya lagi bukan hal yang mudah untuk menyatukan ke 89 sahabat senopati yang mempunyai perbedaan dalam gagasannya.
Suasana pun semakin chaos saat semuanya ingin mengkritik satu sama lain. Dan puncaknya adalah saat sahabat ayik yang sedang beradu argument dengan sahabat Fhaiq ingin meninggalkan forum. Karena menurutnya forum curhat ini tidaklah penting jika tidak ada jaminan perbaikan apa-apa atas semua kritik dilontarkan. Pendapat ayik ini tidak di terima oleh sahabat Fhaiq, menurutnya sahabat Ayik ini terlalu memaksa apabila meminta adanya jaminan dari sahabat-sahabat senopati. Kemudian kericuhan itu disusul oleh beberapa emosi dari sahabat Ghozali, Hambali, Majid, serta Taufik. Namun sahabat Ayik segera mengakhirinya dengan menyanyikan lagu “darah Juang”.  Lagu mahasiswa yang satu ini memang ampuh untuk meredam konflik yang tengah terjadi. Karena lagu ini sering dinyanyikan saat terjadinya kekacauan dikalangan mahasiswa.
Setelah sesi curhat usai, divisi acara yang dikoordinasikan oleh sahabat istiqamah menyiapkan beberapa lampion untuk setiap kelompok yang telah dibagi. Setiap kelompok diharapkan untuk menulis harapan untuk senopati kedepannya.
Keesokan harinya (minggu,13/15) acara makrab senopati yang bertemakan “Menumbuhkan Jiwa Kekeluargaan Dalam Pergerakan” itu di tutup oleh senam kemudian beberapa games di pantai. Pantai depok Yogyakarta yang dipilih sebagai tempat makrab korp ini sungguh indah pemandangannya saat pagi hari. Udara segar pagi hari bersama suara ombak membuat suasana kekeluargaan didalam korp semakin terlihat. Apalagi suasana chaos yang tadi malam berhasil dilakukan oleh beberapa sahabat.
Tema yang diangkat dalam makrab senopati ini cukup bagus, mengingat rasa kekeluargaan itu memang kurang dirasakan dalam korp 2015 ini. “kedepnnya, setelah makrab ini berhasil diselenggarakan, kita harus menyatukan ke-89 sahabat senopati. Karena kita di baiat dan bersumpah menjadi kader PMII juga bersama 89 sahabat. Menurut saya, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Dan semuanya mudah saja dilakukan selama kita mau berusaha mewujudkannya”. Ungkap ketua Korp senopati (ArifMansyah). 

Dari Pengetahuan, Menjadi Peduli, Kemudian Berbagi (Part 2)

Senopati Berbagi
Tri*)



Kamis, 12/11/2015 senopati siap dengan deklarasi ekstrnalnya. deklarasi eksternal ini bertemakan "Senopati Berbagi". Dimana, mereka menganggarkan sebagian dari dana  iuaran deklarasi internal untuk berbagi nasi kepada kaum dhuafa. Sesudah kegiatan yasinan yang diadakan oleh pengurus rayon, Dipandu oleh Dien Ksatria (Korp Hanoman 2013) senopati di pecah menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama, akan melakukan aksi disepanjang jalan sudirman. Kelompok kedua akan melakukan aksi berbagi di daerah taman pintar dan menyusuri jalan sampai pasar Bringharjo.

Kelompok pertama dipandu oleh sahabat Ghozali dan ketua Korp sendiri. Sedangkan kelompok kedua di pandu oleh Sahabat Ismail dan sahabat Krisna. Deklarasi diluar ini menjadi lebih menarik dari pada deklarasi internal. Karena selain melatih sahabat-sahabat untuk berani aksi diluar,  juga mengaplikasikan materi tentang Analisis Sosial yang telah mereka peroleh pada saat Pelatihan Kader Dasar.


Sesuai kesepakatan, jam 21.00 dianjurkan untuk berkumpul disekitar tugu. Kelompok 1 yang bertugas membagikan nasi disekitar Jl.Jendral Sudirman dan targetnya adalah tukang becak serta pengamen, ternyata masih membawa sisa nasi kira-kira 15 bungkus. Sedangkan kelompok 2, kehabisan nasi bungkusnya bahkan sempat kekurangan. Karena ternyata di depan pasar bringharjo banyak sekali ibu-ibu yang sudah sepuh beristirahat disekitar emperan toko. Menurut pengakuannya, mereka adalah pekerja-pekerja buruh gendong di sekitar pasar bringharjo. "Biasanya kita bekerja pada pagi hari menjadi buruh gendong. Berat yang kami bawa biasanya kurang lebih 30kg. Upah kami kadang-kadang hanya Rp. 2000 / sekali angkut". Jelas seorang ibu ( 65 th ) asal Godean yogyakarta. Sungguh miris dengan potret warga Yogyakarta di balik kemegahannya.

Di Tugu, setelah kelompok 1 dan kelompok 2 berkumpul , mereka merundingkan sisa nasi bungkus yang belum tebagikan. Dikarenakan hari sudah larut malam, ketua korp memutuskan untuk membagikan sisa nasinya disepanjang jalan menuju Rayon Humaniora Park. deklarasi eksternal pun ditutup dengan dokumentasi. Di sekitar Tugu dengan banner Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.

Dari Pengetahuan, Menjadi Peduli, Kemudian Berbagi (Part 1)

Senopati Peduli
Tri*)


Korp Senopati ( korp 2015 ) Pergerakan mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Humaniora park Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora telah melaksanakan deklarasi resmi korp kemarin (11/11). Deklarasi ini bejalan Sesuai dengan telah direncanakan, korp senopati mengadakan deklarasi internal (11/11) dan deklarasi eksternal (12/11) secara berturut-turut.  Melalui proses yang cukup lama , Deklarasi pun Akhirnya selesai dilakukan.

Di awali dengan deklarasi internal, yang dihadiri oleh lebih dari 50 Anggota senopati dan beberapa pengurus rayon,  ketua korp "Arif Mansyah" pun membukanya dengan orasi. Isi orasi yang ia suarakan adalah tentang pentingnya kesadaran kita sebagai pemuda sekaligus mahasiswa untuk tidak pernah berhenti berjuang. Karena menurutnya perjuangan para pahlawan Indonesia masih harus di teruskan.

Selain ketua Korp yang berorasi, beberapa Anggota senopati seperti sahabat Ghozali, Abdul Majid, Taufik, Ayik serta Sahabat Siska, juga menyuarakan pentingnya menjaga lingkungan dan kesadaran diri akan pentingnya sebuah "pengetahuan & Kepedulian". Sesuai dengan tema yang mereka angkat pada saat deklarasi internal, "1 pohon,1000 pengetahuan". Tanpa pengetahuan, tidak akan ada kepedulian. Deklarasi ini pun menjadi lebih lengkap, dengan adanya puisi yang yang di bacakan oleh sahabat Rasyid, sahabati Nabilla, serta sahabati Ida.

Acara deklarasi ini di mulai dengan penanaman pohon cemara kipas di sekitar taman Fakultas Ilmu Sosial Dan Humaniora (FISHUM). dimulai dengan penyerahan secara formal kepada pihak Fakultas kemudian dilanjutkan dengan dokumentasi. Penanaman pohon ini diharap kan bisa bemanfaat bagi kehidupan.

Setelah penanaman pohon dan dokumentasi selesai di lakukan,  mereka bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan. Meskipun rute perjalanan tidak sesuai rencana awal, deklarasi tetap berlanjut. Yang semula direncanakan ke Fakultas Adab dan Ilmu Budaya  terlebih dahulu namun berbalik arah ke arah barat yaitu ke Fakultas Tarbiyah dan Keguruan . "kita merubah Rute ini dikarenakan di Fakultas Adab dan Ilmu Budaya belum ada persiapan untuk menyambut korp senopati ". Ucap koordinator Devisi Humas, sahabat Carana.

Sahabat-sahabat PMII Dari Fakultas Tarbiyah sudah bersiap - siap menyambut korp senopati. Di sambut dengan hangat oleh ketua korp dari fakultas tarbiyah, senopati pun diajak untuk bekerja sama dengan sahabat dari korp Fakultas Tarbiyah untuk saling mendukng dan bersatu dalam pergerakan ini. Karena menurut nya, kedua korp ini mempunyai visi misi yang sama. Yaitu menciptakan sebuah "Perubahan".

Dari Fakultas Tarbiyah, senopati melanjutkan perjalanan nya ke Fakultas Sains dan Teknologi. Kebetulan, penyambutan di Fakultas ini di adakan di dalam gedung. Berlanjut ke Fakultas Syari’ah dan Hukum Islam, disini sedikit membawa suasana haru. Karena diiringi lagu "Darah juang " Sahabat Rasyid membacakan puisinya.  Puisi yang berisi tentang fenomena ketidakpedulian antara sesama itu,  sempat menggetarkan hati sahabat-sahabat yang hadir dalam acara deklarasi.

Namun, demi membangkitkan kembali semangat deklarasi,  mereka melanjutkan perjalanan ke Fakultas Adab dan Ilmu Budaya dengan melantunkan lagu "Buruh Tani". Semangat juang yang begitu tinggi itu menjadi tujuan utama anggota Senopati,  apalagi ia juga sekaligus menjadi seorang  "Mahasiswa". Di Fakultas Adab dan Ilmu Budaya tidak jauh beda penyambutannya. Mereka menyambut hangat dan mengapresiasi tema yang dibawakan oleh senopati "1 pohon ,1000 pengetahuan ".

Setelah itu, Anggota senopati beristirahat sejenak menghilangkan rasa dahaganya.  10 menit kemudian mereka menuju ke Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam serta Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang ada di kampus Timur.  Penyerahan pohon dan sedikit orasi di lakukan di Fakultas ini. Tidak berbeda jauh dengan Fakultas sebelumnya , di Fakultas Dakwah pun senopati di sambut dengan hangat.

Fakultas penutup untuk deklarasi internal senopati, yaitu Fakultas dakwah. Diisi dengan orasi sahabat Ayik yang mengingatkan sahabat-sahabat PMII untuk terus melakukan sebuah perubahan. Dan tidak lupa juga minta pertolongan Allah SWT. Deklarasi internal akhinya usai. Meskipun sebenarnya masih ada satu Fakultas lagi (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam/FEBI) yang belum mereka kunjungi. Namun menurut ketua korp senopati , mereka memang tidak melakukan kunjungan deklarasi ke FEBI. Selain di FEBI sedang mengadakan acara yang berbeda, lokasi FEBI juga tidak memungkinkan untuk dikunjungi.

Deklarasi internal senopati ditutup dengan sesi dokumentasi terakhir . Dokumentasi terakhir dilakukan di panggung demokrasi. Deklarasi internal dengan tema "Go Green, 1Pohon,1000Pengetahuan". Setelah deklarasi internal usai, sahabat senopati dikondisikan untuk rapat evaluasi di Rayon Humaniora park dan rapat pesiapan deklarasi eksternal keesokan harinya.


We laughed, we cried, but we'll never say good-bye

We laughed, we cried, but we'll never say good-bye. – Anonymous
                                                                 Mirna*)



Memang tidak ada kata yang bisa menggambarkan persahabatan kami, namun kutipan di atas bisa cukup mewakili apa yang kami lalui....
                Senopati adalah nama Korp angkatan 2015 di PMII  Rayon Humaniora Park. Korp yang beranggotakan 89 orang ini pertama kali terbentuk setelah kami melalui masa-masa Pelatihan Kader Dasar (PKD) yang wajib diikuti segenap calon kader di PMII. Setelah mendaftarkan diri untuk mengikuti kegiatan PKD akhirnya tibalah hari yang ditentukan, tepatnya tanggal 11 September 2015. Di hari itu kami berkumpul di depan Gedung Multi Purpose UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebelum berangkat menuju ke tempat PKD.
                Sekitar pukul 3 sore bus yang kami tumpangi berangkat menuju ke Pondok Pesantren Al-Qodir di Cangkringan. Awalnya sebagian besar dari kami tidak saling kenal, kami juga berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda. Namun seperti sudah ditakdirkan untuk bersama, kami dipertemukan di momen ini, momen yang akan menjadikan kami sebuah “keluarga”.
                Kesamaan nasib yang kami miliki (sama-sama calon kader dan peserta PKD) mulai menumbuhkan kedekatan di antara kami. Selama 5 hari kami menjalani aktifitas di Pondok Pesantren Al-Qodir Cangkringan. Disana kami dibekali dengan materi-materi seputar pergerakan, mulai dari materi tentang analisis diri, Nilai dasar Pergerakan hingga ke-PMII an. Kami juga harus tidur bersama dalam satu ruangan (tentu saja laki-laki dan perempuan terpisah ruangan), mengantri untuk mandi di kamar mandi yang sama, sholat berjamaah, saling menjaga dan membantu ketika ada yang sakit, juga “terpaksa” harus makan dengan lauk yang sekedarnya yang itu pun harus dibagi dengan sahabat-sahabat lain. Selama PKD pula kami mendapatkan “ujian” yang tak terduga.
`               Salah satu “ujian” yang harus kami hadapi selama menjalani PKD adalah munculnya DJ. Hahaha tentu saja DJ yang dimaksud disini bukanlah DJ yang biasa memainkan musik, DJ adalah singkatan dari Dewan Jenderal. Sekelompok orang yang “katanya” dikriimkan dari PMII pusat untuk mengatur jalannya PKD dan menentukan sukses atau tidaknya PKD yang kami jalani agar kami bisa di baiat menjadi kader PMII. Bagi kami kala itu, DJ bagaikan mimpi buruk(?). pasalnya, setiap pagi dan malam kami harus apel bersama DJ di sebuah lapangan tanpa didampingi panitia. Dan para DJ tersebut seolah-olah selalu mencari-cari kesalahan kami.
Menjelang akhir PKD, DJ tiba-tiba mengatakan kalau PKD yng telah kami jalani selama beberapa hari gagal dan kami tidak akan di baiat. Padahal, menurut kami, kami tidak melakukan kesalahan yang berarti. Dan kami akhirnya menyusun berbagai rencana untuk melawan ketidakadilan yang kami rasakan tersebut. Singkat cerita, kami menyusun strategi perlawanan, mulai dari apel dengan kondisi para perempuan yang mengenakan lipstik berwarna merah menyala (yang kami lakukan karena tidak terima dibilang hanya bisa berdandan) hingga strategi menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh para DJ.
Di hari terakhir dan apel terakhir yang kami lakukan bersama para DJ, akhirnya kami menjalankan rencana yang telah kami susun. Akan tetapi... banyak yang justru terpancing emosi dan sempat terjadi chaos di antara kami dan DJ. Lalu di tengah kerusuhan yang terjadi tiba-tiba panitia menyanyikan lagu Darah Juang dan bebrapa DJ mulai tertawa. Ternyata segala bentuk perlakuan DJ tersebut hanyalah settingan!
Setelah apa yang kami lalui tersebut.. akhirnya tibalah saat pembaiatan. Dini hari, terbalut dinginnya udara Cangkringan, bertemankan keheningan dan kegelapan malam kami berjalan menuju lokasi pembaiatan dengan bimbingan cahaya lilin yang temaram. Masa-masa yang telah kami lalui akhirnya mengantarkan kami kepada momen “sakral” bernama pembaiatan. Langit malam cangkringan yang bertabur bintang kala itu menjadi saksi bisu pembaiatan kami. Dan berpengan tanganlah kami sebagai simbol terikatnya sebuah jalinan sebagai penutup PKD kali ini....
Terakhir, sebelum kembali ke tempat tinggal masing-masing kami berkumpul untuk menentukan ketua korp dan nama korp angkatan 2015. Dan setelah melalui musyawarah terpilihlah sahabat Arif Mansyah menjadi ketua korp kami, dan korp kami kemudian diberi nama SENOPATI (Semangat Nasionalisme Pemuda Taqwa dan Beriman). Senopati hanyalah sebuah nama, nama dari ikatan “keluarga” yang terbentuk setelah melalui berbagai suka dan duka. Kami pernah tertawa bersama, kami pernah menangis bersama, tapi tak ada kata perpisahan diantara kita. Karena dalam keluarga tak ada istilah “mantan”. Selamanya, sejauh apapun nanti kita akan terpisah kita akan tetap menjadi sebuah keluarga, keluarga SENOPATI.

Salam Pergerakan!!!